Rektor UIN Walisongo Resmikan Sentra Budidaya Porang di Karimunjawa

Jepara – Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.ag. Meresmikan program unggulan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) IX UIN Walisongo Semarang tahun 2020, di Kecamatan Karimunjawa pada Minggu (16/02/20).

Program unggulan yang di inisiasi oleh tiga posko KKN MIT di Kecamatan Karimunjawa itu yakni Sentra Budidaya Tanaman Porang Sebagai Komoditas Unggulan Ekspor di Kecamatan Karimunjawa.

Acara yang di helat mulai pukul 18.30-11.00, dimeriahkan oleh empat sanggar dari Desa Kemujan dan grup rebana kolaborasi dengan pemuda Karimunjawa. Mengusung tema Harmoni Budaya di Bumi Karimunjawa, tim KKN kecamatan Karimunjawa menempatkan acara tersebut di alun-alun Kampung Bugis Desa Kemujan.

Setelah penampilan festival budaya dan persemian Sentra Budidaya Tanaman Porang Sebagai Komoditas Unggulan Ekspor di Kecamatan Karimunjawa, Rektor UIN Walisongo juga mengisi acara Ngaji Budaya untuk masyarakat Kecamatan Karimunjawa.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Walisongo menyampaikan bahwasanya dalam hidup yang penuh dengan keragaman budaya, masyarakat harus saling memahami satu dengan yang lainnya agar terjadi kerukunan dan tidak ada konflik di masyarakat.

“Dalam hidup yang penuh dengan keberagaman budaya, kita harus saling memahami satu dengan yang lainya. Seperti Karimunjawa, yang mempunyai banyak suku dan ditambah dengan banyaknya wisatawan dengan membawa kebudayaan yang berbeda, maka kita perlu saling memahami.” Ungkapnya.

Priyogo, ketua kelompok petani porang menyambut baik atas terbentuknya kelompok petani porang dan memberikan kenang-kenangan keris stigi khas Karimunjawa.

“Kami sangat berterimakasih atas terbentuknya kelompok tani porang, semoga kedepannya bisa berkembang dengan baik.” Tuturnya.

Camat Karimunjawa yang pada saat acara diwakili oleh sekertaris kecamatan Nur Sholeh, Berharap Karimunjawa menjadi miniatur budidaya porang sebagai komoditas ekspor.

“Kami berharap Karimunjawa nantinya sebagai miniatur budidaya porang untuk ekspor karena tanaman ini memiliki manfaat yang baik dan harga jual tinggi.” Pungkasnya. (Nizar)

Cegah Abrasi, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Tanam 2020 Mangrove

Demak – Salah satu

dampak abrasi di Jawa Tengah terjadi di Desa Bedono Sayung Demak. Peta abrasi menunjukkan sekitar 5 KM daratan Bedono telah rusak menjadi perairan di bibir laut. Untuk mencegah abrasi, erosi dan intrusi puluhan mahasiswa KKN UIN Walisongo menanam 2020 pohon mangrove, Minggu (9/2/2020)di Sungai Pandansari Bedono Demak.

“Sungai Pandansari sangat berdekatan dengan laut, jadi perlu dijaga bersama agar tidak terdampak abrasi” tegas Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Walisongo, M Rikza Chamami. Dengan menanam mangrove ini, lanjutnya, mahasiswa ikut menjaga kelestarian alam di wilayah pesisir. Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Tengah, Pemdes Bedono dan Komunikasi Lindungi Hutan Demak.

“Usaha menjadikan mangrove sebagai tanaman di wilayah pesisir ini juga bermanfaat bagi penyaring alami sekaligus menciptakan tempat hidup satwa” lanjut dosen Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini. Termasuk jika pohon mangrove ini berhasil tumbuh besar semacam hutan, akan ada harapan baru ke depan bisa jadi langkah pembentukan daratan atau pulau.

Usaha untuk menjadikan kegiatan sosial penanam mangrove ini juga menjadi ibadah bagi mahasiswa KKN. “Kita niati menanam mangrove ini sebagai ibadah oksigen dan pelestarian lingkungan” tegas Dosen Pembimbing Lapangan KKN, Saifuddin. Jika mangrove ini tumbuh dengan baik, imbuhnya, maka akan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi masyarakat.

Sebagai kampus yang mengusung visi peradaban dan kemanusiaan, UIN Walisongo mempunyai tanggung jawab kuat dalam pelestarian lingkungan di wilayah pesisir. Komitmen itulah yang diwujudkan oleh mahasiswa KKN dalam mengabdi kepada masyarakat. “Kami akan selalu menjaga alam ini agar semakin lestari” tegas Yudha, Koordinator Posko 46 KKN UIN Walisongo.*)