KAPUS PGSA UIN WALISONGO MENJADI NARASUMBER DALAM DISKUSI PUBLIK SUARA PEREMPUAN DALAM ERA DIGITAL

Semarang Indonesia – Dalam memperingati Internasional Women’s Day (IWD) Kementerian Pemberdayaan dan Pergerakan Perempuan,  Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Tahun 2025, mengadakan diskusi publik dengan tema “Suara Perempuan dalam Era Digital untuk Mengatasi Disinformasi dan Kekerasan Online Berbasis Gender”. Diskusi diselenggarakan secara online pada siaran langsung melalui akun Instagram @demafshws pada Senin, 3 Maret 2025.

Selain dalam rangka memperingati hari perempuan internasional, kegiatan diskusi publik digelar sebagai upaya memperkuat suara perempuan di ruang digital. Hal ini karena dalam konteks digital perempuan sering menjadi target disinformasi dan kekerasan online berbasis gender. Oleh karena itu, Kementerian Pemberdayaan dan Pergerakan Perempuan DEMA FSH mengajak peserta diskusi menjadi bagian dari gerakan suara perempuan melalui digital serta membangun kesetaraan dan menghargai semua suara karena setiap perempuan berhak bersuara tanpa takut akan intimidasi dan kekerasan.

Narasumber dalam diskusi publik tersebut Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag. Dalam kesempatan tersebut disampaikan materi mengenai sejarah panjang gerakan perempuan di Eropa, jenis-jenis kekerasan seksual, bentuk-bentuk kekerasan online, dan kekerasan dalam berpacaran.

Diskusi yang dipandu oleh Naila Indana Zulfa berjalan dengan lancar. Peserta diskusi begitu antusias mengikuti jalannya diskusi. Pada sesi tanya jawab pun mendapat respon positif dengan banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan seputar tema.

 

Di akhir diskusi Titik Rahmawati, M.Ag. menyampaikan terima kasih kepada DEMA FSH Tahun 2025 atas kepercayaannya untuk memberikan kesempatanberbagi dalam diskusi publik tersebut. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman yang masih tergabung dari awal hingga penghujung diskusi.

“Jadi, pada dasarnya dalam dunia digital kita punya literasi. Pastikan dalam berselancar di dunia maya untuk memperhatikan beberapa hal seperti jaminan akses yang aman dan nyaman, pandai dalam menganalisis berbagai situasi apakah bentuk pelecehan atau bukan, mampu mengeksplorasi termasuk dalam hubungan pertemanan apakah ada unsur-unsur negatif dalam menggunakan media sosial, mampu mengomunikasikan dengan baik, serta dapat mengindentifikasi poin-poin yang harus dihindari dalam bermedia sosial,” ungkapnya di akhir acara. (LP2MUINWS)

KETUA PSGA UIN WALISONGO SEMARANG JADI NARASUMBER DALAM PEMBEKALAN DAN PELEPASAN KKN MIT KE-19 TAHUN 2025

Semarang Indonesia – Jumat, 10 Januari 2025, Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag., menjadi narasumber dalam kegiatan pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) ke-19 tahun 2025 yang diselenggarakan oleh UIN Walisongo Semarang. Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Prof. Tgk. Ismail Yakub Kampus 3 itu dihadiri oleh Sekretaris LP2M, para kepala pusat di lingkungan LP2M, Camat Kecamatan Jambu, Camat Kecamatan Banyubiru, para dosen pembimbing lapangan (DPL), serta segenap mahasiswa peserta program KKN MIT.

Dalam sesi materi, Titik Rahmawati menyampaikan materi seputar program-program strategis berbasis gender yang dapat diimplementasikan  di desa lokasi KKN. Selain itu, juga disampaikan upaya pencegahan agar tidak terjadi di kekerasan seksual di lokasi KKN. Termasuk alur pelaporan apabila terjadi kekerasan seksual yang menimpa mahasiswa peserta KKN.

Dalam paparannya, Titik Rahmawati menekankan pentingnya pemahaman mahasiswa terhadap isu-isu gender serta upaya yang dapat dilakukan agar dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan aman selama menjalankan KKN. Ia juga menjelaskan berbagai bentuk kekerasan seksual dan pelecehan seksual yang pernah terjadi di berbagai lingkungan, termasuk dalam lingkup akademik dan sosial.

“Mahasiswa peserta KKN harus memahami bahwa kekerasan berbasis gender bukan hanya sekadar isu sosial, tetapi juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang baik tentang upaya mencegah, melaporkan, dan menangani kasus-kasus tersebut,” ujar Titik Rahmawati.

Selain membahas bentuk kekerasan seksual, ia juga membagikan pengalaman terkait mekanisme pelaporan serta strategi pencegahan yang dapat diterapkan di lingkungan tempat mahasiswa melaksanakan KKN. Ia menyoroti perlunya keberanian dalam melaporkan kasus kekerasan serta pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan dan pemerintah setempat.

Para mahasiswa peserta pembekalan KKN sangat antusias dalam mengikuti sesi ini dan aktif berdiskusi mengenai berbagai kasus yang pernah terjadi serta langkah-langkah yang bisa mereka ambil untuk mencegah dan menangani kekerasan di masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif selama menjalankan KKN. Dengan adanya pembekalan ini, UIN Walisongo Semarang menegaskan komitmennya dalam mengedukasi mahasiswa mengenai isu-isu gender serta mendorong upaya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan akademik dan masyarakat luas. (LP2MUINWS)

 

 

PSGA UIN WALISONGO TERIMA KUNJUNGAN BENCHMARKING TIM JURNAL AZ-ZAHRA UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

 

Semarang Indonesia – Kamis, 19 Desember 2024, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Walisongo Semarang menerima kunjungan benchmarking dari Tim Jurnal Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies, yang dikelola oleh PSGA Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam pengelolaan jurnal ilmiah berbasis gender, anak, dan keluarga serta berbagi pengalaman dalam meningkatkan kualitas publikasi akademik.

Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Rapat Lantai 3 Rektorat Gedung Kyai Saleh Darat Kampus III UIN Walisongo Semarang, tim jurnal dari kedua institusi berdiskusi mengenai strategi pengelolaan jurnal, peningkatan akreditasi nasional, peningkatan akreditasi internasional, serta pengembangan tema-tema kajian gender dan keluarga dalam publikasi ilmiah. Ketua PSGA UIN Walisongo, Titik Rahmawati, M.Ag, yang sekaligus menjabat sebagai Editor in Chief (EIC) Sawwa: Jurnal  Studi Gender, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini dan berharap kolaborasi antara kedua lembaga dapat menghasilkan inovasi dalam pengelolaan jurnal ilmiah.

“Dengan senang hati kami menyambut baik kunjungan Bapak/Ibu di Jurnal Sawwa: Jurnal Studi Gender, yang kami kelola. Kami menilai kegiatan ini merupakan langkah yang baik dalam mempererat hubungan akademik antara PSGA UIN Walisongo dan PSGA UIN Sunan Gunung Djati. Kami berharap diskusi ini dapat menjadi sarana berbagi pengalaman untuk meningkatkan kualitas jurnal, khususnya dalam bidang gender, anak, dan keluarga,” ujar Titik Rahmawati.

Ketua Tim Jurnal Az-Zahra, Irma Riyani, Ph.D. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa benchmarking ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas tata kelola jurnal Az-Zahra agar dapat bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. “Kami bersama tim lengkap hari ini ingin belajar dari pengalaman tim Jurnal Sawwa yang dikelola oleh PSGA UIN Walisongo dalam pengelolaan jurnal agar dapat meningkatkan standar publikasi kami, terutama dalam hal indeksasi dan kualitas artikel,” katanya.

Selain pemaparan materi mengenai pengembangan Jurnal Sawwa, juga diselenggarakan diskusi akademik dan saling sharing pengalaman dari pengelola jurnal masing-masing. Pembahasan juga meliputi tantangan dalam proses editorial, kebijakan publikasi, serta strategi peningkatan jumlah artikel yang berkualitas utamanya yang berkolaborasi internasional. Kunjungan benchmarking ini diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan kualitas jurnal di bidang gender, anak, dan keluarga sehingga dapat berkontribusi dalam mendukung perkembangan keilmuan yang lebih inklusif dan berkualitas. (LP2MUINWS)

 

 

KEPALA PSGA UIN WALISONGO SEMARANG MENJADI NARASUMBER DALAM WORKSHOP DAN FGD PENGARUSUTAMAAN GENDER DI IPB

Semarang Indonesia-Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag., menjadi narasumber dalam Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Pengarusutamaan Gender dan Analisis Gender yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB),  pada Jumat, 13 Desember 2024. Kegiatan tersebut diinisiasi sebagai salah satu langkah persiapan dalam mewujudkan IPB sebagai Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG). Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Swiss-Bellcourt Bogor dihadiri oleh para akademisi dan mahasiswa di lingkungan IPB.

Workshop dan FGD  menghadirkan empat narasumber. Pertama,  Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPA menyampaikan materi berjudul Integritas Gender di Perguruan Tinggi Melalui PT Responsif Gender. Kedua, Dr. Ir. Titik Sumarti, M.S. menyampaikan materi bertajuk Inklusif Gender dan Transformasi Sosial Pengarusutamaan Gender di Institut/PT. Ketiga, Titik Rahmawati, M.Ag. menyampaikan materi mengenai Infrastruktur dalam Pengarusutamaan Gender. Keempat,  Pemaparan Hasil Analisis Gender dan Pedoman Pengarusutamaan Gender di IPB yang disampaikan oleh Dr. Ir. R.A Hangesti Widyasari, M.Si.

Pada kesempatan tersebut Titik Rahmawati, M.Ag. menyampaikan berbagai hal mengenai Perguruan Tinggi Responsif Gender  baik dari segi kelembagaan, pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, penanganan kekerasan seksual, serta sarana dan prasarana. Dalam pemaparannya, Titik Rahmawati juga menyoroti pentingnya pengarusutamaan gender di perguruan tinggi agar lebih inklusif dan berkeadilan. Pihaknya juga menyampaikan Gender Analysis Pathway (GAP) yang menitikberatkan pada analisis faktor kesenjangan gender, khususnya pada empat aspek yaitu akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat.

Secara umum acara berlangsung dengan antusiasme tinggi, diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif antara peserta dengan narasumber. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya pengarusutamaan gender dalam ruang lingkup pendidikan. (LP2MUINWS)

 

KETUA PSGA UIN WALISONGO BERSAMA TIM LAKUKAN BENCHMARKING KE PSGA UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

Semarang Indonesia-Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian dan penerbitan, pengabdian kepada masyarakat, serta memperdalam kajian terkait studi gender dan anak, Kepala Pusat Studi dan Anak (PSGA), bersama tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), UIN Walisongo Semarang melakukan benchmarking ke Pusat Studi Gender dan Anak, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), UIN Raden Mas Said Surakarta pada Rabu, 11 Desember 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mengenai studi gender dan anak serta menjalin kerja sama dalam penelitian dan implementasi program-program sosial.

Tim benchmarking terdiri atas tujuh orang yang terdiri atas tim PSGA dan tim Jurnal Sawwa: Jurnal Studi Gender. Tim dipimpin langsung oleh Kapus PSGA UIN Walisongo. Dalam sambutannya, Kapus PSGA UIN Walisongo, Titik Rahmawati, M.Ag.  menyampaikan tujuan kunjungan yaitu untuk belajar bersama dengan fokus pada satgas PPKS, kegiatan pembelajaran, dan kolaborasi penelitian dalam payung studi gender dan anak, serta harapan untuk membuka peluang kerja sama dan berkolaborasi dalam menjalankan program-program strategis. Hal ini karena sinergi antarinstitusi dalam mengembangkan kajian gender dan anak yang berbasis keislaman dan sosial kemasyarakatan sangatlah penting untuk dilakukan.

Kapus PSGA UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. Hasanatul Jannah, S.Ag, M.Si. menyambut gembira kedatangan tim dari UIN Walisongo Semarang karena dengan adanya kegiatan benchmarking ini kedua belah pihak dapat saling belajar mengenai studi gender dan anak. Selain itu, disampaikan pula bahwa UIN Raden Mas Said juga memiliki jurnal gender yang bernama Jurnal Buana Gender: Jurnal Studi Gender dan Anak.

Didampingi oleh Kepala Pusat Publikasi Ilmiah dan Penerbitan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Yunika Triyana, M.Pd. kunjungan tersebut juga berdiskusi dan membahas berbagai isu strategis terkait gender dan perlindungan anak, kebijakan-kebijakan terbaru, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan. Bidang lain yang dibahas adalah terkait pengembangan jurnal gender, strategi penelitian yang berdampak pada perkembangan keilmuan, dan kegiatan pengabdian yang berdampak nyata bagi masyarakat juga dilakukan untuk kemajuan kedua institusi.  Sebagai tindak lanjut dari kunjungan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk berkolaborasi dalam implementasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk memperkuat kajian gender dan perlindungan anak, sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat secara luas. (LP2MUINWS)

LP2M, KUPI CORNER, DAN AMERICAN CORNER KOLABORASI GELAR DISKUSI ILMIAH: STOP SEXUAL ABUSE, SAVE MENTAL HEALTH

Semarang Indonesia –  Dalam rangka Kampanye 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan, Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Semarang berkolaborasi dengan KUPI Corner dan American Corner menggelar diskusi ilmiah dengan tema “Stop Sexual Abuse, Save Mental Health”. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Senin, 25 November 2024 di ruang American Corner UIN Walisongo Semarang. Diskusi ilmiah diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari unsur dosen serta mahasiswa dari berbagai fakultas dan organisasi mahasiswa di lingkungan UIN Walisongo Semarang seperti UKM An Niswa, Fosia, Lingkar Psikologi FPK, Lembaga Layanan Berbasis Mahasiswa (Lavender dan LSAP).

Diskusi Ilmiah dibuka oleh Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag. Dalam sambutan disampaikan bahwa  sexual abuse dan mental health merupakan dua tema yang berkaitan dan sangat penting untuk didiskusikan karena riset menunjukkan bahwa  angka kekerasan seksual tertinggi  berada pada lingkungan pendidikan. PSGA UIN Walisongo Semarang akan memberikan edukasi dan juga pendampingan terhadap siapapun yang menjadi korban pelecehan seksual, baik pendampingan secara psikologis maupun secara hukum,” tuturnya.

Diskusi ilmiah tersebut menghadirkan dua narasumber yakni Vriska Putri R., M.Psi., Psikolog. dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dr. Kurnia Muhajarah, M.Ag. Direktur Kupi Corner. Kegiatan diskusi dipandu oleh Abdul Malik, M.Si. dari LP2M UIN Walisongo Semarang.

Pemateri pertama, Vriska Putri R., M.Psi, menjelaskan bahwa korban pelecehan seksual tidak  hanya tejadi pada perempuan tetapi juga laki-laki, hanya saja angka korban pelecehan seksual terhadap perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ditekankan juga bahwa sebab terjadinya kekerasan seksual bukanlah kesalahan korban sepenuhnya.

“Seringkali perempuan disalahkan ketika memakai baju ketat ataupun keluar malam, karena dua hal itu dianggap sebagai penyebab mutlak terjadinya kekerasan seksual, padahal banyak perempuan yang memakai pakaian tertutup juga tetap menjadi korban. Jadi, pada dasarnya kejadian ini menunjukkan bahwa kekerasan seksual terjadi bukan disebabkan oleh ketatnya baju apalagi perkara sering keluar malam, tetapi memang dari internal pelaku yang tidak bisa mengendalikan nafsunya sendiri,” tuturnya.

Selanjutnya Dr. Kurnia Muhajarah, M.Ag. menyatakan bahwa kekerasan seksual bisa terjadi pada relasi antara suami dan istri, bahkan dalam hubungan ‘pacaran’ sekalipun (KDP). Respon sosial dalam menanggapi kasus ini adalah perempuan acapkali disalahkan bahkan oleh sesama perempuan.

“Ketika ada kasus kekerasan seksual, yang terjadi bukanlah women support women, tapi women judge women.  Oleh karena itu, mari teman-teman mahasiswa kita harus lebih aware dengan sesama manusia khususnya pada diri kita sendiri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kurnia Muhajarah juga menjelaskan bahwa pemotongan dan pelukaan genetalia terhadap perempuan (P2GP) merupakan tradisi yang harus segera dihapuskan. Hal ini karena riset menunjukkan bahwa khitan terhadap perempuan tidak ada manfaatnya secara medis, justru membawa dampak negatif terhadap korban, berbeda lagi dengan khitan pada laki-laki yang jelas mempunyai tujuan secara medis.

“Untuk teman-teman yang mungkin menjadi korban dari P2GP, mari potong rantai itu dengan selesai pada diri kalian sendiri. Jangan sampai anak kalian menjadi korban P2GP,” ajaknya di akhir materi.

Diskusi tersebut dipandang bermanfaat oleh mahasiswa peserta diskusi ilmiah, salah satunya adalah Febriani Nur Islami. “Sebagai mahasiswa psikologi saya merasa relate sekali dengan isu yang didiskusikan, dengan seminar ini kita bisa belajar terkait intervensi psikologis yang tepat. Mengenai P2GP juga membahas kontroversi dari  perspektif medis, sosial, dan psikologis, ternyata P2GP juga berdampak negatif terhadap psikologis perempuan, jadi sudah semestinya kita mendukung penghapusan praktik tersebut,” ujarnya Febriani.  (LP2M UINWS)

 

LP2M UIN WALISONGO SEMARANG GELAR DISKUSI ILMIAH ‘KAMPUS RAMAH DIFABEL’

Semarang Indonesia – Senin, 28 Oktober 2024, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), UIN Walisongo Semarang menggelar diskusi ilmiah bertajuk Kampus Ramah Difabel: Menuju UIN Walisongo Kampus Ramah Difabel. Kegiatan yang diselenggarakan di ruang teater planetarium ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, relawan, komunitas sahabat difabel, serta para mahasiswa difabel yang turut menjadi bagian dari komunitas akademik.

Hadir membuka diskusi dan memberikan sambutan adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo, Prof. Dr. Akhmad Arif Junaidi, M.Ag.. Dalam sambutannya ditekankan pentingnya meningkatkan sensitivitas terhadap kaum difabel. “Mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan harus memiliki kesadaran lebih dalam berinteraksi dengan kaum difabel. Kita juga perlu memiliki komitmen kuat dalam memberikan pertolongan serta pendampingan agar mereka dapat beraktivitas dengan baik di lingkungan kampus ini,” ujarnya.

Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Titik Rahmawati, M.Ag. secara terbuka menyampaikan kepada kaum difabel mengenai hal-hal yang dibutuhkan, baik berupa fasilitas atau sarana prasarana pendukung maupun hal lain yang dapat membantu kelancaran kegiatan perkuliahan. Dengan adanya diskusi ini sekaligus sebagai analisis kebutuhan untuk membentuk kampus ramah difabel. Diskusi ini juga menjadi momentum bagi peserta untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa difabel di lingkungan akademik. Beberapa usulan yang muncul dalam diskusi antara lain peningkatan aksesibilitas fasilitas kampus, penyediaan layanan pendampingan yang lebih komprehensif, serta integrasi kebijakan kampus yang lebih inklusif terhadap mahasiswa difabel.

Diskusi ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dra. B. Noviana, DR, selaku pendiri Yayasan Roemah Difabel Indonesia dan Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A., yang menjabat sebagai Ketua Pusat Pelayanan Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kedua pembicara berbagi pengalaman dan wawasan mengenai pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang inklusif serta strategi konkret untuk mewujudkan fasilitas dan layanan pendidikan yang ramah bagi mahasiswa difabel.

Materi disampaikan Dra. B. Noviana Dibyantari, R. mengenai Komunitas Sahabat Difabel, ragam disabilitas, perlindungan hukum, jumlah penyandang cacat dunia, masalah dan tantangan, attitudinal barriers, dan harapan. Sementara itu, Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A. menyampaikan hal-hal mengenai kebijakan Dikti terkait pemenuhan hak penyandang disabilitas di perguruan tinggi, pendidikan inklusif, manajemen pendidikan inklusif, jenis layanan PLD, data mahasiswa penyandang disabilitas, dan lembaga yang berkerja sama denga PLD.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan UIN Walisongo  Semarang semakin serius dalam mewujudkan kampus yang inklusif dan ramah difabel. Langkah nyata seperti penyediaan sarana prasarana yang memadai dan kebijakan akademik yang mendukung akan menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan. (LP2MUINWS)

UIN WALISONGO SEMARANG RAIH PENGHARGAAN PERGURUAN TINGGI RESPONSIF GENDER PERINGKAT UTAMA DALAM PTRG AWARD 2024

Semarang Indonesia  – Prestasi kembali diraih UIN Walisongo Semarang dalam ajang Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG) Award Tahun 2024 yang diselenggarakan pada 15-18 Oktober 2024 di UIN Mataram. Penyelenggara kegiatan tersebut adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. Penjurian PTRG Award 2024 dirangkai dalam tiga kegiatan yaitu International Conference on Gensia ke-3, Musyawarah Nasional (MUNAS) PSGA ke-1, dan Ajang Perguruan Tinggi Responsif Gender Award Ke-2. Tema konferensi tersebut adalah “Membangun Sinergisitas untuk Menguatkan Gerakan Pengarusutamaan Gender dan Budaya Nirkekerasan di PTKI”.

PTRG Award merupakan penghargaan tingkat nasional yang diberikan kepada perguruan tinggi dalam implementasi pengarusutamaan gender. Indikator dalam penilaian PTRG Award meliputi kelembagaan; pendidikan dan pengajaran responsif gender dan sosial inklusi (GESI), penelitian dan publikasi responsif gender dan sosial inklusi (GESI); pengabdian kepada masyarakat dan advokasi responsif gender dan sosial inklusi (GESI); tata kelola responsif gender dan sosial inklusi (GESI); perencanaan dan penganggaran responsif GESI; serta pelaksanaan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS).

Ada beberapa tahapan penjurian yang harus dilalui yaitu tahapan pengiriman portofolio dengan mengirimkan berkas-berkas secara online sesuai indikator PTRG. Dalam tahapan tersebut terpilih 12 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagai nominee penerima penghargaan perguruan tinggi responsif gender. Tahapan selanjutnya adalah presentasi dan tanya jawab bersama Prof Dr. Mufidah dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Ibu Desti Murdiana dari JAAS sebagai dewan juri. Dalam sesi presentasi dan tanya jawab, Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo, Titik Rahmawati, M.Ag. didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja sama, dan Alumni, Dr. H. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag.

Terdapat tiga kategori dalam PTRG Award yaitu pratama, madya, dan utama. Dari 44 perguruan tinggi, UIN Walisongo Semarang berhasil meraih penghargaan utama bersama dua belas perguruan tinggi lainnya yaitu: (1) PSGA UIN Walisongo Semarang; (2) PSGA UIN Sunan Ampel; (3) PSGA UIN Salatiga; (4) PSGA UIN K.H. Abdurrahman Wahid; (5) PSGA UIN Mataram; (6) PSGA UIN Sunan Gunung Jati; (7) PSGA UIN Fatmawati Soekarno; (8) PSGA IAIN Langsa; (9) PSGA UIN Sultan Syarif Kasim; (10) PSGA UIN Maulana Malik Ibrahim; (11) PSGA Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU); dan (12) PSGA Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah.

Kepala PSGA UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag. bersyukur dapat berpartisipasi dalam PTRG Award.  Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada segenap pimpinan dan seluruh keluarga besar UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan dukungan dalam setiap implementasi kebijakan-kebijakan responsif gender di UIN Walisongo Semarang untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagai kampus responsif gender. (LP2MUINWS)

TINGKATKAN MUTU JURNAL: TIM SAWWA IKUTI PELATIHAN PENINGKATAN MUTU EDITOR

Semarang Indonesia – Dalam rangka meningkatkan mutu jurnal, Tim Sawwa: Jurnal Studi Gender mengikuti Pelatihan Mutu Editor Jurnal yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama 3 hari yaitu mulai 22 sampai 24 September 2024 di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diikuti oleh para pengelola jurnal di lingkungan UIN Walisongo Semarang.

Hadir memberikan sambutan sekaligus membuka pelatihan adalah Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Mukhsin Jamil, M.Ag. Dalam sambutannya disampaikan bahwa editor yang berkualitas merupakan kunci untuk memproduksi jurnal yang diakui tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga internasional. Pelatihan tersebut bertujuan untuk memberi pemahaman yang komprehensif mengenai praktik terbaik dalam pengelolaan jurnal.

Pelatihan ini menghadirkan Dr. Muhammad Chairul Huda, Editor in Chief Jurnal IJTIHAD, sebagai narasumber. Dalam sesi pembukaan, Dr. Huda menekankan pentingnya kualitas editorial dalam meningkatkan reputasi jurnal akademik. Selanjutnya juga dipaparkan bahwa terdapat unsur-unsur penting yang harus diperhatikan oleh editor, mulai dari seleksi artikel hingga proses peer review yang efektif.

Dalam waktu tiga hari peserta pelatihan memperoleh berbagai materi yang kompleks seperti teknik editing, etika publikasi, dan manajemen jurnal. Selain sesi materi juga terdapat agenda diskusi interaktif dan studi kasus sebagai bagian penting dalam pelatihan ini. Peserta juga diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam mengelola jurnal masing-masing.

Ditemui di sela-sela pelatihan yaitu Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Titik Rahmawati, M.Ag. memberikan respon positif terhadap pelatihan tersebut. Pelatihan tersebut juga dipandang membantu para pengelola jurnal dalam memahami proses editorial yang lebih baik sehingga merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam pengelolaan jurnal. (LP2M UINWS)

KETUA PSGA ROADSHOW DALAM AGENDA PENARIKAN MAHASISWA KKN NUSANTARA KOLABORATIF DENGAN UHN I BAGUS SUGRIWA DENPASAR

Semarang Indonesia – Ketua PSGA (Pusat Studi Gender dan Anak) UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag. melakukan roadshow dalam agenda penarikan mahasiswa KKN kolaboratif dengan UHN I Bagus Sugriwa Denpasar pada 24 Agustus 2024 di tiga desa di Bali. Terdapat sebelas mahasiswa UIN Walisongo yang mengikuti program KKN Nusantara Kolaboratif di Bali. Sebelas mahasiswa tersebut ditempatkan di Desa Meliling, Desa Dajan Peken, dan Desa Candikuning.

“Ini adalah tahun ke-4 KKN kolaborasi moderasi beragama sebagai salah satu program unggulan Presiden, Kementerian Agama, dan perguruan tinggi kolaborasi. Diharapkan kegiatan ini menjadi implementasi Kebhinekaan serta sebagai bentuk bersama dan bersatu membangun pluralisme. Diharapkan pula ini menjadi salah satu ciri mahasiswa di Indonesia yaitu rukun satu sama lain. Bali merupakan laboratorium moderasi beragama yang sejak abad IX sudah menghargai perbedaan dan menjadikan Bali luar biasa pluralismenya. UHN berkomitmen untuk menjadikan kampus kerukunan beragama. Program KKN kolaborasi penting untuk diteruskan. Terima kasih atas kerja sama yang terjalin,” ungkap Ketua LP2M UHN I Bagus Sugriwa Bali, Dr. Drs. I Made Sugata, M.Ag.

Pada kesempatan tersebut Perbekel Meliling menyucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan KKN kolaborasi nusantara di Desa Meliling. Berbagai kegiatan telah dilakukan misalnya posyandu, membantu kegiatan di puskesmas, kebersihan lingkungan, layanan administrasi di desa, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya. Acara besar juga telah dilakukan yaitu dialog tiga tokoh agama. Kegiatan KKN moderasi ini juga merupakan implementasi empat pilar sebagai perwujudan toleransi yang tinggi.

Perbekel Dajan Peken dalam sambutannya menyampaikan salam dan terima kasih atas kepercayaan UHN Bali, IAKN Toraja, dan UIN Walisongo Semarang yang telah memilih Desa Dajan Peken sebagai lokasi mahasiswa KKN Kolaborasi Nusantara IV tahun 2024 ini. Harapannya kolaborasi tetap terjaga dengan baik. Perpisahaan hanyalah dalam bentuk fisika tetapi ikatan batin diharapkan tetap terjalin. Terima kasih kepada mahasiswa KKN yang sudah aktif untuk merealisasikan berbagai program kegiatan di Dajan Peken.

Perbekel Candikuning juga menyampaikan bahwa KKN Kolaborasi Nusantara IV di Desa Candikuning memiliki program-program yang bagus. Mahasiswa KKN kolaborasi ini menyentuh hati warga sebagai simbol penyatuan keberagaman dan kerukunan umat beragama. Semoga pengalaman dan wawasan yang diperoleh di Desa Candikuning dapat berguna untuk nusa dan bangsa.

Kepala Pusat Studi Gender dan Anak UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan salam Rektor UIN Walisongo dan Ketua LP2M yang berhalangan hadir untuk secara langsung menarik kembali mahasiswa KKN kolaborasi nusantara IV di Bali.

“Terima kasih kepada pihak Universitas Hindu Negeri I Gusti Sugriwa, IAKN Toraja, pada perbekel, dan seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan KKN ini. Kerja sama yang baik selayaknya terus berlanjut memperkaya pengalaman untuk dapat beradaptasi dengan kawan-kawan di Bali dan Toraja menjadi masyarakat yang baik menuju Indonesia yang lebih baik khususnya dalam membekali mahasiswa agar mendapat pengetahuan yang berguna untuk kehidupan. Kerja sama ini juga layak untuk dilanjutkan dalam bentuk kolaborasi penelitian dan pengabdian. Terima kasih atas support dan arahan yang luar biasa serta pengalaman berkarya yang belum tentu didapatkan dalam perkuliahan. Terima kasih kepada DPL yang berkenan membimbing mahasiswa untuk “ngangsu kawruh” memperkaya wawasan dan dilatih dengan keragaman agar kelak dapat menjadi pemimpin yang bijaksana. Kerja sama dan kolaborasi ini semoga tidak berhenti pada kegiatan KKN. Harapan ke depan akan lebih banyak kolaborasi dengan lebih baik dan variatif lagi termasuk dalam bersinergi pada bidang studi gender dan anak,” ungkap Kepala PSGA mengakhiri sambutannya. (LP2M UINWS)