Semarang Indonesia – Jumat, 10 Januari 2025, Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag., menjadi narasumber dalam kegiatan pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) ke-19 tahun 2025 yang diselenggarakan oleh UIN Walisongo Semarang. Kegiatan yang diselenggarakan di Aula Prof. Tgk. Ismail Yakub Kampus 3 itu dihadiri oleh Sekretaris LP2M, para kepala pusat di lingkungan LP2M, Camat Kecamatan Jambu, Camat Kecamatan Banyubiru, para dosen pembimbing lapangan (DPL), serta segenap mahasiswa peserta program KKN MIT.
Dalam sesi materi, Titik Rahmawati menyampaikan materi seputar program-program strategis berbasis gender yang dapat diimplementasikan di desa lokasi KKN. Selain itu, juga disampaikan upaya pencegahan agar tidak terjadi di kekerasan seksual di lokasi KKN. Termasuk alur pelaporan apabila terjadi kekerasan seksual yang menimpa mahasiswa peserta KKN.
Dalam paparannya, Titik Rahmawati menekankan pentingnya pemahaman mahasiswa terhadap isu-isu gender serta upaya yang dapat dilakukan agar dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan aman selama menjalankan KKN. Ia juga menjelaskan berbagai bentuk kekerasan seksual dan pelecehan seksual yang pernah terjadi di berbagai lingkungan, termasuk dalam lingkup akademik dan sosial.
“Mahasiswa peserta KKN harus memahami bahwa kekerasan berbasis gender bukan hanya sekadar isu sosial, tetapi juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang baik tentang upaya mencegah, melaporkan, dan menangani kasus-kasus tersebut,” ujar Titik Rahmawati.
Selain membahas bentuk kekerasan seksual, ia juga membagikan pengalaman terkait mekanisme pelaporan serta strategi pencegahan yang dapat diterapkan di lingkungan tempat mahasiswa melaksanakan KKN. Ia menyoroti perlunya keberanian dalam melaporkan kasus kekerasan serta pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan dan pemerintah setempat.
Para mahasiswa peserta pembekalan KKN sangat antusias dalam mengikuti sesi ini dan aktif berdiskusi mengenai berbagai kasus yang pernah terjadi serta langkah-langkah yang bisa mereka ambil untuk mencegah dan menangani kekerasan di masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif selama menjalankan KKN. Dengan adanya pembekalan ini, UIN Walisongo Semarang menegaskan komitmennya dalam mengedukasi mahasiswa mengenai isu-isu gender serta mendorong upaya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan akademik dan masyarakat luas. (LP2MUINWS)