Semarang, Selasa (13/08/2019), Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) pada LP2M UIN Walisongo menyelenggarakan Workshop Pembelajaran Berprespektif Gender, dengan tema “Ngaji Keadilan Gender Islam” di Ruang Sidang Rektorat Lt 3, Kampus I, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Kegiatan workshop diikuti oleh 30 Dosen dilingkungan UIN Walisongo Semarang serta Komunitas Gender Vocal Point Walisongo. Diharapkan melalui kegiatan workshop ini para dosen mampu mengaplikasikannya dalam proses kegiatan belajar dan mengajar.
Sekretaris LP2M UIN Walisongo Semarang, Dr. Moh. Fauzi, M.Ag, dalam sambutannya menuturkan bahwa “Kajian-kajian Gender umumnya hanya dikaji secara tekstual, oleh karena itu, workshop ini penting dilakukan agar pelaksanaan “ke-gender-an” dapat diaplikasikan secara benar”.
Dr. Nur Rofiah Bil.Uzm, sebagai pemateri workshop memulai materi dengan membuka wawasan mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan secara Biologis (yakni disebut jenis kelamin) dan Sosial (yakni disebut gender). Selanjutnya juga dibahas mengenai 5 (lima) bentuk kedzoliman pada perempuan, yaitu: (1) Stigmatisasi (cap buruk), (2) Marjinalisasi (peminggiran), (3) Subordinasi (dipandang tidak perlu), (4) Kekerasan (kekerasan dalam rumah tangga), dan (5) Beban Ganda (bertanggungjawab atas urusan domestik sekaligus publik saat aktif di ruang publik).
Ada hal unik yang disampaikan oleh lulusan Ankara University dan juga Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta ini, yaitu mengenai keadilan. “Keadilan formal adalah keadilan yang menyeimbangkan antara laki-laki dan perempuan. Namun, yang lebih proporsional adalah keadilan yang hakiki yaitu membedakan laki-laki dan perempuan sesuai dengan kondisi masing-masing, serta adanya perhatian khusus dalam memperlakukan laki-laki dan perempuan di kehidupan sehari-hari”. Semoga acara hari ini membawa kebermanfaatan terutama lebih menjadi insan-insan yang berkeadilan. /nana_lp2m