PSGA UIN WALISONGO TERIMA KUNJUNGAN BENCHMARKING TIM JURNAL AZ-ZAHRA UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

 

Semarang Indonesia – Kamis, 19 Desember 2024, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Walisongo Semarang menerima kunjungan benchmarking dari Tim Jurnal Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies, yang dikelola oleh PSGA Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam pengelolaan jurnal ilmiah berbasis gender, anak, dan keluarga serta berbagi pengalaman dalam meningkatkan kualitas publikasi akademik.

Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Rapat Lantai 3 Rektorat Gedung Kyai Saleh Darat Kampus III UIN Walisongo Semarang, tim jurnal dari kedua institusi berdiskusi mengenai strategi pengelolaan jurnal, peningkatan akreditasi nasional, peningkatan akreditasi internasional, serta pengembangan tema-tema kajian gender dan keluarga dalam publikasi ilmiah. Ketua PSGA UIN Walisongo, Titik Rahmawati, M.Ag, yang sekaligus menjabat sebagai Editor in Chief (EIC) Sawwa: Jurnal  Studi Gender, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini dan berharap kolaborasi antara kedua lembaga dapat menghasilkan inovasi dalam pengelolaan jurnal ilmiah.

“Dengan senang hati kami menyambut baik kunjungan Bapak/Ibu di Jurnal Sawwa: Jurnal Studi Gender, yang kami kelola. Kami menilai kegiatan ini merupakan langkah yang baik dalam mempererat hubungan akademik antara PSGA UIN Walisongo dan PSGA UIN Sunan Gunung Djati. Kami berharap diskusi ini dapat menjadi sarana berbagi pengalaman untuk meningkatkan kualitas jurnal, khususnya dalam bidang gender, anak, dan keluarga,” ujar Titik Rahmawati.

Ketua Tim Jurnal Az-Zahra, Irma Riyani, Ph.D. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa benchmarking ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas tata kelola jurnal Az-Zahra agar dapat bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. “Kami bersama tim lengkap hari ini ingin belajar dari pengalaman tim Jurnal Sawwa yang dikelola oleh PSGA UIN Walisongo dalam pengelolaan jurnal agar dapat meningkatkan standar publikasi kami, terutama dalam hal indeksasi dan kualitas artikel,” katanya.

Selain pemaparan materi mengenai pengembangan Jurnal Sawwa, juga diselenggarakan diskusi akademik dan saling sharing pengalaman dari pengelola jurnal masing-masing. Pembahasan juga meliputi tantangan dalam proses editorial, kebijakan publikasi, serta strategi peningkatan jumlah artikel yang berkualitas utamanya yang berkolaborasi internasional. Kunjungan benchmarking ini diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi lebih lanjut sehingga dapat meningkatkan kualitas jurnal di bidang gender, anak, dan keluarga sehingga dapat berkontribusi dalam mendukung perkembangan keilmuan yang lebih inklusif dan berkualitas. (LP2MUINWS)

 

 

KEPALA PSGA UIN WALISONGO SEMARANG MENJADI NARASUMBER DALAM WORKSHOP DAN FGD PENGARUSUTAMAAN GENDER DI IPB

Semarang Indonesia-Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag., menjadi narasumber dalam Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Pengarusutamaan Gender dan Analisis Gender yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB),  pada Jumat, 13 Desember 2024. Kegiatan tersebut diinisiasi sebagai salah satu langkah persiapan dalam mewujudkan IPB sebagai Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG). Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Swiss-Bellcourt Bogor dihadiri oleh para akademisi dan mahasiswa di lingkungan IPB.

Workshop dan FGD  menghadirkan empat narasumber. Pertama,  Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPA menyampaikan materi berjudul Integritas Gender di Perguruan Tinggi Melalui PT Responsif Gender. Kedua, Dr. Ir. Titik Sumarti, M.S. menyampaikan materi bertajuk Inklusif Gender dan Transformasi Sosial Pengarusutamaan Gender di Institut/PT. Ketiga, Titik Rahmawati, M.Ag. menyampaikan materi mengenai Infrastruktur dalam Pengarusutamaan Gender. Keempat,  Pemaparan Hasil Analisis Gender dan Pedoman Pengarusutamaan Gender di IPB yang disampaikan oleh Dr. Ir. R.A Hangesti Widyasari, M.Si.

Pada kesempatan tersebut Titik Rahmawati, M.Ag. menyampaikan berbagai hal mengenai Perguruan Tinggi Responsif Gender  baik dari segi kelembagaan, pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kemahasiswaan, penanganan kekerasan seksual, serta sarana dan prasarana. Dalam pemaparannya, Titik Rahmawati juga menyoroti pentingnya pengarusutamaan gender di perguruan tinggi agar lebih inklusif dan berkeadilan. Pihaknya juga menyampaikan Gender Analysis Pathway (GAP) yang menitikberatkan pada analisis faktor kesenjangan gender, khususnya pada empat aspek yaitu akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat.

Secara umum acara berlangsung dengan antusiasme tinggi, diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif antara peserta dengan narasumber. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya pengarusutamaan gender dalam ruang lingkup pendidikan. (LP2MUINWS)

 

KETUA PSGA UIN WALISONGO BERSAMA TIM LAKUKAN BENCHMARKING KE PSGA UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

Semarang Indonesia-Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian dan penerbitan, pengabdian kepada masyarakat, serta memperdalam kajian terkait studi gender dan anak, Kepala Pusat Studi dan Anak (PSGA), bersama tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), UIN Walisongo Semarang melakukan benchmarking ke Pusat Studi Gender dan Anak, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), UIN Raden Mas Said Surakarta pada Rabu, 11 Desember 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mengenai studi gender dan anak serta menjalin kerja sama dalam penelitian dan implementasi program-program sosial.

Tim benchmarking terdiri atas tujuh orang yang terdiri atas tim PSGA dan tim Jurnal Sawwa: Jurnal Studi Gender. Tim dipimpin langsung oleh Kapus PSGA UIN Walisongo. Dalam sambutannya, Kapus PSGA UIN Walisongo, Titik Rahmawati, M.Ag.  menyampaikan tujuan kunjungan yaitu untuk belajar bersama dengan fokus pada satgas PPKS, kegiatan pembelajaran, dan kolaborasi penelitian dalam payung studi gender dan anak, serta harapan untuk membuka peluang kerja sama dan berkolaborasi dalam menjalankan program-program strategis. Hal ini karena sinergi antarinstitusi dalam mengembangkan kajian gender dan anak yang berbasis keislaman dan sosial kemasyarakatan sangatlah penting untuk dilakukan.

Kapus PSGA UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. Hasanatul Jannah, S.Ag, M.Si. menyambut gembira kedatangan tim dari UIN Walisongo Semarang karena dengan adanya kegiatan benchmarking ini kedua belah pihak dapat saling belajar mengenai studi gender dan anak. Selain itu, disampaikan pula bahwa UIN Raden Mas Said juga memiliki jurnal gender yang bernama Jurnal Buana Gender: Jurnal Studi Gender dan Anak.

Didampingi oleh Kepala Pusat Publikasi Ilmiah dan Penerbitan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, Yunika Triyana, M.Pd. kunjungan tersebut juga berdiskusi dan membahas berbagai isu strategis terkait gender dan perlindungan anak, kebijakan-kebijakan terbaru, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan. Bidang lain yang dibahas adalah terkait pengembangan jurnal gender, strategi penelitian yang berdampak pada perkembangan keilmuan, dan kegiatan pengabdian yang berdampak nyata bagi masyarakat juga dilakukan untuk kemajuan kedua institusi.  Sebagai tindak lanjut dari kunjungan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk berkolaborasi dalam implementasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk memperkuat kajian gender dan perlindungan anak, sehingga dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat secara luas. (LP2MUINWS)

LP2M, KUPI CORNER, DAN AMERICAN CORNER KOLABORASI GELAR DISKUSI ILMIAH: STOP SEXUAL ABUSE, SAVE MENTAL HEALTH

Semarang Indonesia –  Dalam rangka Kampanye 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan, Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo Semarang berkolaborasi dengan KUPI Corner dan American Corner menggelar diskusi ilmiah dengan tema “Stop Sexual Abuse, Save Mental Health”. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Senin, 25 November 2024 di ruang American Corner UIN Walisongo Semarang. Diskusi ilmiah diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari unsur dosen serta mahasiswa dari berbagai fakultas dan organisasi mahasiswa di lingkungan UIN Walisongo Semarang seperti UKM An Niswa, Fosia, Lingkar Psikologi FPK, Lembaga Layanan Berbasis Mahasiswa (Lavender dan LSAP).

Diskusi Ilmiah dibuka oleh Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag. Dalam sambutan disampaikan bahwa  sexual abuse dan mental health merupakan dua tema yang berkaitan dan sangat penting untuk didiskusikan karena riset menunjukkan bahwa  angka kekerasan seksual tertinggi  berada pada lingkungan pendidikan. PSGA UIN Walisongo Semarang akan memberikan edukasi dan juga pendampingan terhadap siapapun yang menjadi korban pelecehan seksual, baik pendampingan secara psikologis maupun secara hukum,” tuturnya.

Diskusi ilmiah tersebut menghadirkan dua narasumber yakni Vriska Putri R., M.Psi., Psikolog. dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dr. Kurnia Muhajarah, M.Ag. Direktur Kupi Corner. Kegiatan diskusi dipandu oleh Abdul Malik, M.Si. dari LP2M UIN Walisongo Semarang.

Pemateri pertama, Vriska Putri R., M.Psi, menjelaskan bahwa korban pelecehan seksual tidak  hanya tejadi pada perempuan tetapi juga laki-laki, hanya saja angka korban pelecehan seksual terhadap perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Ditekankan juga bahwa sebab terjadinya kekerasan seksual bukanlah kesalahan korban sepenuhnya.

“Seringkali perempuan disalahkan ketika memakai baju ketat ataupun keluar malam, karena dua hal itu dianggap sebagai penyebab mutlak terjadinya kekerasan seksual, padahal banyak perempuan yang memakai pakaian tertutup juga tetap menjadi korban. Jadi, pada dasarnya kejadian ini menunjukkan bahwa kekerasan seksual terjadi bukan disebabkan oleh ketatnya baju apalagi perkara sering keluar malam, tetapi memang dari internal pelaku yang tidak bisa mengendalikan nafsunya sendiri,” tuturnya.

Selanjutnya Dr. Kurnia Muhajarah, M.Ag. menyatakan bahwa kekerasan seksual bisa terjadi pada relasi antara suami dan istri, bahkan dalam hubungan ‘pacaran’ sekalipun (KDP). Respon sosial dalam menanggapi kasus ini adalah perempuan acapkali disalahkan bahkan oleh sesama perempuan.

“Ketika ada kasus kekerasan seksual, yang terjadi bukanlah women support women, tapi women judge women.  Oleh karena itu, mari teman-teman mahasiswa kita harus lebih aware dengan sesama manusia khususnya pada diri kita sendiri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Kurnia Muhajarah juga menjelaskan bahwa pemotongan dan pelukaan genetalia terhadap perempuan (P2GP) merupakan tradisi yang harus segera dihapuskan. Hal ini karena riset menunjukkan bahwa khitan terhadap perempuan tidak ada manfaatnya secara medis, justru membawa dampak negatif terhadap korban, berbeda lagi dengan khitan pada laki-laki yang jelas mempunyai tujuan secara medis.

“Untuk teman-teman yang mungkin menjadi korban dari P2GP, mari potong rantai itu dengan selesai pada diri kalian sendiri. Jangan sampai anak kalian menjadi korban P2GP,” ajaknya di akhir materi.

Diskusi tersebut dipandang bermanfaat oleh mahasiswa peserta diskusi ilmiah, salah satunya adalah Febriani Nur Islami. “Sebagai mahasiswa psikologi saya merasa relate sekali dengan isu yang didiskusikan, dengan seminar ini kita bisa belajar terkait intervensi psikologis yang tepat. Mengenai P2GP juga membahas kontroversi dari  perspektif medis, sosial, dan psikologis, ternyata P2GP juga berdampak negatif terhadap psikologis perempuan, jadi sudah semestinya kita mendukung penghapusan praktik tersebut,” ujarnya Febriani.  (LP2M UINWS)

 

LP2M UIN WALISONGO SEMARANG GELAR DISKUSI ILMIAH ‘KAMPUS RAMAH DIFABEL’

Semarang Indonesia – Senin, 28 Oktober 2024, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), UIN Walisongo Semarang menggelar diskusi ilmiah bertajuk Kampus Ramah Difabel: Menuju UIN Walisongo Kampus Ramah Difabel. Kegiatan yang diselenggarakan di ruang teater planetarium ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, relawan, komunitas sahabat difabel, serta para mahasiswa difabel yang turut menjadi bagian dari komunitas akademik.

Hadir membuka diskusi dan memberikan sambutan adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo, Prof. Dr. Akhmad Arif Junaidi, M.Ag.. Dalam sambutannya ditekankan pentingnya meningkatkan sensitivitas terhadap kaum difabel. “Mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan harus memiliki kesadaran lebih dalam berinteraksi dengan kaum difabel. Kita juga perlu memiliki komitmen kuat dalam memberikan pertolongan serta pendampingan agar mereka dapat beraktivitas dengan baik di lingkungan kampus ini,” ujarnya.

Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Titik Rahmawati, M.Ag. secara terbuka menyampaikan kepada kaum difabel mengenai hal-hal yang dibutuhkan, baik berupa fasilitas atau sarana prasarana pendukung maupun hal lain yang dapat membantu kelancaran kegiatan perkuliahan. Dengan adanya diskusi ini sekaligus sebagai analisis kebutuhan untuk membentuk kampus ramah difabel. Diskusi ini juga menjadi momentum bagi peserta untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa difabel di lingkungan akademik. Beberapa usulan yang muncul dalam diskusi antara lain peningkatan aksesibilitas fasilitas kampus, penyediaan layanan pendampingan yang lebih komprehensif, serta integrasi kebijakan kampus yang lebih inklusif terhadap mahasiswa difabel.

Diskusi ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Dra. B. Noviana, DR, selaku pendiri Yayasan Roemah Difabel Indonesia dan Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A., yang menjabat sebagai Ketua Pusat Pelayanan Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kedua pembicara berbagi pengalaman dan wawasan mengenai pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang inklusif serta strategi konkret untuk mewujudkan fasilitas dan layanan pendidikan yang ramah bagi mahasiswa difabel.

Materi disampaikan Dra. B. Noviana Dibyantari, R. mengenai Komunitas Sahabat Difabel, ragam disabilitas, perlindungan hukum, jumlah penyandang cacat dunia, masalah dan tantangan, attitudinal barriers, dan harapan. Sementara itu, Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A. menyampaikan hal-hal mengenai kebijakan Dikti terkait pemenuhan hak penyandang disabilitas di perguruan tinggi, pendidikan inklusif, manajemen pendidikan inklusif, jenis layanan PLD, data mahasiswa penyandang disabilitas, dan lembaga yang berkerja sama denga PLD.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan UIN Walisongo  Semarang semakin serius dalam mewujudkan kampus yang inklusif dan ramah difabel. Langkah nyata seperti penyediaan sarana prasarana yang memadai dan kebijakan akademik yang mendukung akan menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan. (LP2MUINWS)

Diskusi Ilmiah: Workshop Paten di UIN Walisongo Semarang

Diskusi Ilmiah: Workshop Paten di UIN Walisongo Semarang
22 Oktober 2024

Semarang – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan diskusi ilmiah bertajuk Workshop Paten pada Selasa, 22 Oktober 2024. Acara ini menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T., M.T. dari Universitas Negeri Semarang (UNNES), yang memberikan pemaparan mendalam terkait pentingnya paten dalam dunia akademis dan penelitian.

Workshop yang dihadiri oleh sekitar 70 peserta dari kalangan dosen dan civitas akademika UIN Walisongo ini bertujuan untuk memperluas wawasan peserta tentang proses pengajuan paten, hak kekayaan intelektual, dan langkah-langkah strategis untuk melindungi hasil penelitian agar memiliki dampak yang lebih luas. Dalam sambutannya, ketua LP2M UIN Walisongo menyatakan bahwa acara ini merupakan salah satu wujud komitmen universitas dalam mendorong inovasi dan meningkatkan kualitas penelitian di lingkungan kampus.

Prof. Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas dalam paparannya menjelaskan berbagai aspek praktis dalam pengurusan paten, mulai dari ide hingga hak legal yang melindungi penemuan ilmiah. Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan industri untuk mendorong kemajuan teknologi dan penelitian.

Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti jalannya diskusi dan menyampaikan berbagai pertanyaan seputar tantangan pengajuan paten dan bagaimana strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan yang sering dihadapi para peneliti di Indonesia. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan pemberian sertifikat kepada narasumber.

Dengan diadakannya workshop ini, diharapkan dosen dan civitas akademika UIN Walisongo semakin terinspirasi untuk menghasilkan karya ilmiah yang inovatif dan dapat dipatenkan, serta berkontribusi lebih besar dalam dunia penelitian dan pengabdian masyarakat.

UIN WALISONGO SEMARANG RAIH PENGHARGAAN PERGURUAN TINGGI RESPONSIF GENDER PERINGKAT UTAMA DALAM PTRG AWARD 2024

Semarang Indonesia  – Prestasi kembali diraih UIN Walisongo Semarang dalam ajang Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG) Award Tahun 2024 yang diselenggarakan pada 15-18 Oktober 2024 di UIN Mataram. Penyelenggara kegiatan tersebut adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia. Penjurian PTRG Award 2024 dirangkai dalam tiga kegiatan yaitu International Conference on Gensia ke-3, Musyawarah Nasional (MUNAS) PSGA ke-1, dan Ajang Perguruan Tinggi Responsif Gender Award Ke-2. Tema konferensi tersebut adalah “Membangun Sinergisitas untuk Menguatkan Gerakan Pengarusutamaan Gender dan Budaya Nirkekerasan di PTKI”.

PTRG Award merupakan penghargaan tingkat nasional yang diberikan kepada perguruan tinggi dalam implementasi pengarusutamaan gender. Indikator dalam penilaian PTRG Award meliputi kelembagaan; pendidikan dan pengajaran responsif gender dan sosial inklusi (GESI), penelitian dan publikasi responsif gender dan sosial inklusi (GESI); pengabdian kepada masyarakat dan advokasi responsif gender dan sosial inklusi (GESI); tata kelola responsif gender dan sosial inklusi (GESI); perencanaan dan penganggaran responsif GESI; serta pelaksanaan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS).

Ada beberapa tahapan penjurian yang harus dilalui yaitu tahapan pengiriman portofolio dengan mengirimkan berkas-berkas secara online sesuai indikator PTRG. Dalam tahapan tersebut terpilih 12 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagai nominee penerima penghargaan perguruan tinggi responsif gender. Tahapan selanjutnya adalah presentasi dan tanya jawab bersama Prof Dr. Mufidah dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Ibu Desti Murdiana dari JAAS sebagai dewan juri. Dalam sesi presentasi dan tanya jawab, Ketua Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo, Titik Rahmawati, M.Ag. didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja sama, dan Alumni, Dr. H. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag.

Terdapat tiga kategori dalam PTRG Award yaitu pratama, madya, dan utama. Dari 44 perguruan tinggi, UIN Walisongo Semarang berhasil meraih penghargaan utama bersama dua belas perguruan tinggi lainnya yaitu: (1) PSGA UIN Walisongo Semarang; (2) PSGA UIN Sunan Ampel; (3) PSGA UIN Salatiga; (4) PSGA UIN K.H. Abdurrahman Wahid; (5) PSGA UIN Mataram; (6) PSGA UIN Sunan Gunung Jati; (7) PSGA UIN Fatmawati Soekarno; (8) PSGA IAIN Langsa; (9) PSGA UIN Sultan Syarif Kasim; (10) PSGA UIN Maulana Malik Ibrahim; (11) PSGA Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU); dan (12) PSGA Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah.

Kepala PSGA UIN Walisongo Semarang, Titik Rahmawati, M.Ag. bersyukur dapat berpartisipasi dalam PTRG Award.  Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada segenap pimpinan dan seluruh keluarga besar UIN Walisongo Semarang yang telah memberikan dukungan dalam setiap implementasi kebijakan-kebijakan responsif gender di UIN Walisongo Semarang untuk mewujudkan cita-cita bersama sebagai kampus responsif gender. (LP2MUINWS)

Pelatihan Peningkatan Mutu Reviewer Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat di UIN Walisongo Semarang

Wonosobo, 20 September 2024 — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan pelatihan peningkatan mutu reviewer penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat pada tanggal 18, 19, dan 20 September 2024 di Wonosobo. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta yang merupakan para reviewer di UIN Walisongo.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman para reviewer dalam mengevaluasi kualitas penelitian dan publikasi ilmiah. Peserta diajarkan berbagai teknik dan metodologi yang dapat digunakan untuk menilai dan memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap naskah yang diajukan.

Dalam sesi pembukaan, Prof. Dr. Akhmad Arif Junaidi, M. Ag menekankan pentingnya peran reviewer dalam meningkatkan kualitas publikasi ilmiah. “Reviewer yang berkualitas tidak hanya membantu penulis, tetapi juga berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Selama tiga hari pelatihan, peserta mendapatkan materi yang mencakup teknik penulisan ulasan, etika reviewer, serta tantangan yang sering dihadapi dalam proses review. Selain itu, diskusi kelompok dan simulasi review naskah menjadi bagian penting dalam pelatihan ini, yang memungkinkan peserta untuk mempraktikkan ilmu yang telah didapatkan.

Peserta memberikan tanggapan positif terhadap pelatihan ini. Salah satu reviewer, Ibu Sri Mulyanti, menyatakan, “Pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya belajar banyak tentang cara memberikan ulasan yang lebih objektif dan konstruktif.”

Dengan pelaksanaan pelatihan ini, LP2M UIN Walisongo Semarang berharap dapat meningkatkan kualitas reviewer di lingkungan kampus, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada mutu penelitian dan publikasi ilmiah di UIN Walisongo. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat.